Pages

Feb 11, 2012

Dearest My Little Kim....



‘Lebih baik ini dibereskan saja ya’ Kata Tante yang sibuk dengan mengurus persiapan pernikahan sepupu ku.

Aku mengamatinya dari sejam yang lalu. Sibuk dengan persiapan baik dari tenda, pelaminan dan makanan. Aku sengaja meminta izin dari tempat ku bekerja untuk membantu nya disini. Rama, anaknya yang paling bungsu lagi dinas di luar kota. Lusa baru akan pulang. Jadi aku dan keluarga ku lah yang membantu Tante dalam persiapan pernikahan.

‘Kim, kamu bereskan kamar depan ya. Banyak barang yang harus di simpan didalam kardus. Kardusnya sudah Tante siapkan, jadi kamu tinggal merapikan dan menutup kardus dengan lakban. Aduhhh!!! Itu kenapa miring???’

Tante pun berlalu dengan sepersekian detik dan mulai mengawasi para pekerja tenda pelaminan. Dan aku, aku menuruti apa yang Tante perintahkan tadi. Aku menuju kamar paling depan dari rumah ini. Kamar ini sangat luas, mungkin lebih luas dari kamar ku sendiri.

Aku membuka pintu kamar itu, dan masuk ke dalamnya. Semua masih seperti beberapa tahun yang lalu. Terakhir aku datang, kamar ini sangat berantakan sekali. Karena penghuni nya masih ada. Yah masih ada. Sepupu tertua ku lah yang menempati kamar ini bersama adik keduanya yang akan menikah besok.

Aku mulai merapikan beberapa barang, seperti sederet kaleng parfum yang aku rasa sudah lama tidak di pakai. Aku membuka lemari yang terbuat dari kayu dan melihat beberapa jejer baju kaos dan kemeja dengan wangi yang sudah lama aku rindukan. Aku mulai membereskan beberapa baju dan memasukannya ke dalam kardus yang telah disiapkan oleh Tante ku.

Terkadang aku berhenti sejenak di saat ku lihat baju yang selalu di gunakan oleh nya dulu. Yah dia yang sudah lama meninggalkan kami.

Akhirnya lemari pun telah kosong, dan aku memberitahukan beberapa pekerja untuk mengangkut nya ke lantai dua rumah ini. Kemudian aku melanjutkan dengan membereskan beberapa kertas yang ada di atas meja dan beberapa pena. Aku kemudian membuka laci pertama dari meja itu dan ternyata terkunci.

Lho? Kok? Biasanya laci ini tidak terkunci. Batin ku.

Aku mencoba membuka laci kedua dan terbuka. Segera ku raih sela-sela laci itu karena aku mengharapkan dapat menemukan kunci laci pertama. Tapi yang ku dapatkan adalah sebuah kotak pensil yang terbuat dari kertas kado dan terdapat magnet di ujung nya sebagai pengunci.

Ini bukannya kotak pensil ku sewaktu aku SMP? Batin ku lagi.

Aku membuka kotak pensil tersebut dan mendapatkan sebuah kunci. Segera ku ambil dan ku buka laci pertama dengan kunci itu. Dan ternyata benar, itu adalah kunci laci pertama. Aku seperti merasa sedang bermain detektif-detektifan, seperti waktu dulu.
Di dalam laci ternyata terdapat beberapa amplop surat berwarna putih yang masih di segel dan sepertinya belum pernah dibuka.

Dan ketika aku memeriksa beberapa surat itu, diantara surat tersebut tercantum nama ku. Aku segera membuka surat tersebut dan benar, itu memang ditujukan kepada ku tapi bukan aku yang sekarang tetapi aku yang masih duduk di bangku SMU.



Dearest My Little Kim,
Hai, apa kabar mu? Wah sudah tiga tahun kita tidak bertemu yah. Semoga pipi mu tetap chubby seperti dulu dan tetap gembul seperti biasanya.

Hey, kau mengagetkan ku saat pembicaraan terakhir kita di telepon. Juara 1? Di kelas IPA?? Jangan bercanda! Dulu saja kau tidak bisa menyelesaikan PR matematika dan bahasa inggris mu. Bagaimana mungkin??? Hahahaha....

Maaf, aku hanya bercanda. WOW!! It’s amazing dear. Ternyata kau bisa membuktikan jikalau kau bisa melakukan semua dengan tangan mu sendiri. Aku ingin memberikan mu hadiah kalau begitu. Kau mau apa? Nanti biar langsung dikirim.

Oiya, umur mu sudah lebih dari 17 tahun bukan? Umur yang cukup untuk mengenal dengan arti cinta dan juga patah hati. Sekali kau jatuh cinta maka semua yang secara logika tidak bisa bekerja lagi di otak mu. Kau akan sangat sensitif dengan semua hal. Perasaan jantuh cinta seperti saat pertama kali kau menemukan kotak yang sangat indah dan kau ingin membukanya. Jantung mu akan berdebar karena ingin mengetahui apa isi dari kotak itu.

Yah begitulah jatuh cinta dan jikalau kau berani untuk jatuh cinta maka kau harus berani untuk patah hati. Memang tidak mengenakan. Kata orang patah hati itu tidak ada yang bisa mengobatinya selain waktu. Tapi menurut ku patah hati obatnya adalah jatuh cinta lagi. Menemukan seseorang yang baru bukanlah hal yang mudah apalagi buat mu. Tapi coba lah untuk mengenal sekeliling mu. Siapa tahu ada diantara teman mu yang sangat menyayangi mu dengan tulus.

Begitu pula dengan cemburu. Apa kau sudah pernah merasakan nya? Well, biar ku tebak, pasti kau akan mengatakan 'tidak pernah'. Inilah yang mesti harus kau perhatikan. Jikalau kau merasa cemburu maka mendadak kau tidak bisa bernafas secara tiba-tiba, raut muka mu akan terlihat kaku, pikiran mu tidak akan fokus dengan satu hal. Benar kan? Bisa bayangkan kau yang sedang cemburu dan tidak akan mengakuinya kalau kau itu cemburu. Lebik baik kau akui saja dari pada kau mengelak dengan kenyataan. Dan kata orang kalau cemburu bearti kau sangat mencintainya.

Aku rasa sekarang kau pasti sudah mengalami hal itu. mungkin salah satunya atau dua-duanya. Aku tahu kau tipe yang seperti apa. Ketika kau sudah menyukai satu orang saja maka kau akan setia dan tidak akan menoleh ke yang lainnya. Dan jikalau kau sudah terluka oleh orang tersebut maka akan sulit untuk memaafkannya.

Kau yang rapuh akan hal itu, haruslah berusaha kuat untuk membangun benteng yang tinggi untuk hati mu. Karena hatimu adalah milik mu bukan orang tua mu atau orang lain. Berusahalah untuk menghapus air mata mu sendiri. Berusahalah untuk tetap berdiri tegak di depan orang yang telah menghancurkan mu. Tersenyumlah. Jangan biarkan dia tahu bahwa kau terluka.

Aku harap kau tidak seperti artis sinetron atau film itu yang kalau menangis pakai acara buang-buang tissue segala yah. Itu namanya mubazir hahaha :D Cowok adalah tipe manusia yang enggak unlimited edition kok. Banyak banget di bumi malahan. Atau sini ku kenalkan dengan teman ku yang baik? Pasti kau tidak akan mau atau malah meninju lenganku yang udah tinggal tulang ini.

Dan yang penting jangan jatuh cinta kepada orang yang salah walaupun sebenarnya kita tidak tahu yang mana. Tapi kau kan pintar. Juara 1 malahan. Pasti tahu dong mana yang ‘fake’ mana yang ‘pure’ hatinya.

Oia hadiah mu aku kirim kan ke sekolah aja gimana? Aku kepengen tahu aja reaksi teman-teman mu jikalau aku mengirim sepaket bunga mawar buat mu hahaha :D

Ok sekian dulu yah. Aku ada janji dengan teman nih. Dan sepertinya aku telat menjemputnya karena aku ingin menulis surat ini dulu kepadamu.


Yours Cool Brother,


Rastanov




Aku benar-benar tidak bisa berkutik. Seakan mendapatkan sebuah harta karun yang telah lama tersimpan. Aku perhatikan tanggal berapa dia menulis surat ini. Tahun 2003 tepat dimana aku lulus sekolah dan menuju ke jenjang yang lebih tinggi.

Ya Tuhan. Aku belum sempat berbicara dengan nya. Selama 3 tahun ini, aku sibuk dengan dunia ku sendiri.

Tanpa terasa air mata ku mengalir dan aku terisak sedih melihat surat milik ku di tangan ku ini. Aku menatap dengan kabur akibat air mata yang tidak mau berhenti ini.

Dan sekarang, bagaimana aku bisa tidak menangis. Bagaimana aku bisa berdiri tegak. Bagaimana aku bisa menghapus air mata ku. Jika kau penopang ku tidak ada di sekeliling ku lagi.

Feb 8, 2012

guess who....guess when...

Aku melihat bangku kosong di tengah taman kota dan buru-buru melangkah ke arahnya dan duduk di atas kursi panjang yang terbuat dari kayu itu. aku mengeluarkan gadget favoritku dan memutar salah satu lagu favoritku. Tidak berapa lama, lirik lagu 2NE1 yang berjudul lonely mulai mengalir di dalam otak ku dan aku sedikit menyanyikan dengan suara yang sangat pelan.

‘Hei aku kira kau bakalan menunggu ku di cafe depan sana. Kenapa malah disini?’ Tiba-tiba seorang pemuda duduk disebelah ku. Aku melepaskan headset yang tadi aku gunakan untuk mendengarkan lagu.

‘Aaah aku capek. Kaki ku bisa berkonde kalo terus mengikuti mu menelusuri toko-toko perhiasan’ Jawab ku sambil memijat kedua kaki ku yang masih terasa pegal.

‘Aku sengaja mengajak mu karena aku pikir kau dapat membantu ku’. Pemuda itu langsung mengambil dua gelas minuman dan beberapa makanan fast food dan di letakannya diantara kami.

Aku langsung mencomot beberapa makanan dan mengambil salah satu gelas yang aku rasa adalah minuman favorit ku. Aku meminumnya beberapa tegukan dan tersenyum karena benar, ini adalah minuman kesukaan ku.

‘Aaaaahh.....kau benar-benar mengenalku’ Kata ku kepada pemuda disebelah ku dan mengambil beberapa makanan lagi dan langsung memakannya.

‘Ckckckck....’ Pemuda disebelah ku sedikit takjub dengan cara makan ku yang sedikit berantakan.

‘Kennnapp—pa?’ Tanya ku sambil menelan beberapa kentang goreng.

‘Tidak. Seperti yang kau katakan, aku benar-benar mengenalmu. Sangat!’ Katanya yakin dan mengambil gelas terakhir dan beberapa makanan yang memakannya. ‘Dan seharusnya aku tidak mengajakmu dalam hal ini tapi aku tidak punya pilihan lain’. Lanjutnya sambil melihat tingkah ku dalam melahap beberapa makanan.

‘Apa kau selalu seperti ini?’ Tanya pemuda itu.

Aku berhenti sejenak untuk mencerna beberapa kalimat yang keluar dari mulutnya.
‘Maksud mu apa?’ Jawab ku sambil meminum beberapa tegukan.

‘Kau....apa kau akan seperti ini jikalau pergi dengan pacar mu? Yah setidaknya kau akan bersikap sedikit lebih yah sedikit lebih pendiam dari kau yang sesungguh nya. Ahh sepertinya itu tidak bisa yah’ Pemuda itu malah pasrah dan menempatkan dirinya sedikit berselonjor di kursi kayu panjang itu.

‘Apa itu penting?’ Aku bertanya tiba-tiba dan pemuda itupun tertawa dan mulai sedikit kehilangan keseimbangan sehingga dia harus memperbaiki cara duduknya dan melipatkan kedua kakinya kemudian menghadapku.

‘Sebenarnya tidak. Hanya saja aku pernah memikirkan bagaimana jikalau kau pergi dengan pacarmu. Hanya penasaran saja’

‘Mmm...aku tidak memikirkan sampai kesana karena aku tidak mempunyai pacar. Kau kan tahu’ Jawab ku.

‘Kenapa? Mau ku carikan pacar buat mu?’ Pemuda itu mulai menggoda ku dengan tersenyum penuh kemenangan.

‘Sudah sudah sudah. Kau selalu bisa merusak nafsu makanku. Memangnya ada berapa cowok yang mau kau kenalkan kepada ku, Ryu?’

Pemuda yang ku panggil Ryu itu mencoba berfikir keras dan tiba-tiba...

‘Aaaaa...tidak ada sih. Kau maunya seperti apa?’ Tanyanya dengan wajah innocent. Akupun melemparkan tinju ku ke pundaknya dan Ryu pun mengeluh kesakitan.

‘Rasain!’ Kataku dengan sedikit tersenyum.

Aku dan Ryu sudah hampir 10 Tahun saling mengenal. Kami berdua entah sejak kapan menjadi akrab dan semenjak duduk di bangku sekolah pun kami selalu berdua. Banyak diantara teman sekolah dulu yang bertanya-tanya soal kami berdua. Tapi mereka menganggap kami menutup-nutupi hal yang sebenarnya.

Sebenarnya kami berdua hanya berteman, tidak lebih. Kalau dilihat tampang Ryu sangat keren tapi entah kenapa aku tidak merasakan apa-apa terhadapnya. Dan tentu saja aku ini normal dan masih menyukai lawan jenis. Tapi dengan Ryu, aku merasakan sesuatu yang lain. Yah seperti saudara. Dan sampai teman kuliah kami pun menganggap kami ini pembohong.

Hari ini sangat pas buat menghabiskan waktu di luar. Itu kenapa Ryu memaksa ku untuk menemaninya mengelilingi toko perhiasan yang terus terang aku paling bisa di bilang ‘minus’ dalam hal yang satu itu.

Sejak kemarin handphone ku berisikan text dari Ryu. Jikalau ku lihat mungkin lebih dari 20 text. Kata Ryu, itu untuk mengingatkan ku untuk bangun pagi karena aku selalu bangun kesiangan jikalau tahu kalau besok itu adalah hari libur. Sampai-sampai Ryu menyetelkan alarm di handphone ku dengan settingan jam 6 pagi.

Baik bangetkan? So pasti dong! Ini dikarenakan aku harus menemaninya berkeliling pasar dan menelusuri toko perhiasan untuk membeli cincin yah cincin buat pacarnya. Karena Ryu memiliki rencana untuk melamar pacarnya nanti. Tapi aku sendiri tidak tahu kapan. Kalau ditanya waktunya pasti Ryu akan menjawab ‘Itu rahasia dong!’.

Dari keterangan diatas pastinya sudah bisa terbaca bukan, jikalau aku dan Ryu bukanlah sepasang kekasih. Kami berdua benar-benar berteman baik. Dan aku juga mengenal baik Rei yang notaben nya adalah pacar Ryu.

Kadang aku berfikir jikalau mereka menikah maka undangannya pasti akan bertuliskan huruf R ganda di ujung undangan. Dan setiap aku mengatakan apa yang aku bayangkan itu, pasti Ryu akan menjitak kepalaku dan bilang ‘Sok tahu ah!’.

Aku tersenyum jika mengingat bagaimana kami berkenalan. Aku melirik ke arah Ryu yang masih sibuk dengan urusan perutnya itu.

‘Apa kau masih tidak mau mengatakan kapan kau akan melamarnya?’ Aku mulai mengajaknya bicara setelah beberapa menit sibuk dengan makanan yang jikalau ku ukur bisa untuk 5 orang.

Ryu menjawabnya dengan anggukan dua kali dan masih menikmati makan siang yang sedikit terlambat ini.

‘Yah baiklah. Itu hak mu. Hanya saja aku harap jangan terlalu lama. Mungkin menunggu adalah suatu cara penyelesaian yang baik buat mu. Dan itu tidak mudah. Dengan bersabar menunggu waktu yang tepat untuk melakukan hal tepat adalah pilihan mu’ Jelas ku.

‘Huaaaa...sejak kapan kau bisa mengatakan hal yang seharusnya tidak kau katakan?’ Ryu tampak kaget dengan apa yang aku utarakan kemudian Ryu mengambil minuman nya dan meneguk karena takut tersedak.

‘Ini serius Ryu! Apa kau tahu, cinta dimata pria seperti apa?’ Ryu yang sambil meminum minuman nya terdiam dan berusaha menjawab tetapi dia tidak bisa mengatakan apa pun dan menggelengkan kepalanya ke arah ku.

‘Ada yang bilang kalau cinta ibarat sumur bagi seorang pria. Semakin digali maka akan semakin gigih untuk menggalinya. Memang sangat melelahkan tapi sekaligus menyenangkan. Jikalau digali lebih dalam maka berharaplah air yang keluar adalah air yang jernih. Dan air jernih itu jangan sampai orang lain yang menikmatinya, cukup kau saja karena cinta itu terkadang mudah mendapatkan nya tapi terkadang mudah pula hilang dari genggaman. Dan apa kau masih menunggu waktu yang tepat?’

Ryu yang terdiam mendengarkan penjelasan ku tadi sedikit kaget. Dan meminum minuman nya yang hampir habis.

‘Kau ini...bisa saja mengubah pikiran ku dengan permainan kata mu itu. Baiklah aku tidak akan menunggu waktu yang tepat’ Kata Ryu dan aku mulai tersenyum kepadanya.

‘Memang bukan waktu yang tepat tapi moment yang tepat’ sambung Ryu kembali.

Aku pun langsung menundukan kepalaku pertanda kecewa dengan keteguhan hati Ryu. Aah mau ngelamar cewek aja susah amat sih! Pikir ku dalam hati.

‘Kau mungkin tidak mengerti Kim. Aku menunggu moment yang pas dalam mengutarakan niatku ini. Aku harus meyakinkan hati, dalam arti kata aku harus lah bisa mengatur intonasiku dalam melamarnya. Kau kan tahu aku ini suka gugup dalam hal-hal tertentu dan aku tidak mau merusaknya. Suatu saat pasti kau akan mengerti kim. Tapi untuk saat ini...ayooo kita keliling lagi! Ada beberapa toko yang mesti di jajaki. Ayo kim! Nanti toko nya tutup!!’ Ryu berusaha menarik lengan ku dan menarik ku untuk berjalan mengikutinya.

‘Tapi ini makanan belum di beresin!!!!’ Teriak ku seperti anak kecil yang di ajak ibunya ke dokter gigi.

‘Nanti kalau cincinnya sudah dapat, kita kembali lagi dan membereskannya. Aku janji deh. Ayo cepat!!’ Teriak Ryu sambil menyeret ku untuk kembali mengelilingi toko perhiasan di siang hari yang cerah itu.

About Me

My photo
being who I am and loving what I'm doing coz you'll never be lonely if you learn to befriend yourself..... just remember to be yourself and remember throughout everything why you first wanted to do this...