Pages

Mar 8, 2012

i look to you....




Saat ini kaki ku berdiri di atas tanah lapangan yang dulunya di jadikan tempat upacara setiap hari senin. Sedikit becek memang tapi aku sangat menyukainya. Aku berjalan menuju kelas ku yang dulu selalu ku datangi setiap jam 6.30 pagi. Bisa ku bayangkan bagaimana aku yang seorang diri pada saat itu datang ke dalam kelas. Masih sepi dan lapangan yang hening dengan rerumputan seadanya dan beberapa pohon yang dulu dikatakan ada ‘penghuninya’.

‘Ada yang bisa saya bantu?’ tiba-tiba seorang laki-laki separuh baya memanggil ku dari balik tembok. Aku sangat terkejut dan mulai menyadari ternyata laki-laki itu adalah penunggu sekolah ku ini.

‘Pak de! Apa kabar?’ kataku tanpa basa basi dan mengulurkan tangan ke arahnya. Dia pun menyambut uluran tangan ku.

‘Oh alumni disini juga toh. Maaf, saya sudah tua jadi tidak ingat nama setiap alumni’ jawab laki-laki yang ku panggil Pak de itu.

‘Tidak apa-apa. Wah Pak de masih sehat yah. Padahal sudah lebih 8 tahun kalau tidak salah’ aku pun tersenyum ke arah Pak de.

‘Anak kesini dalam rangka apa?’ tanya nya sambil membuka kelas yang aku datangi itu. ‘Ingin memakai kelas ini ya?’ tanya nya kembali.

‘Kita mau mengadakan reunian pak de. Pasti seru! Makanya kita janjian disini jam 5 sore tapi seperti nya saya yang kecepatan datang nya’ jawab ku sambil tertawa.

Tiba-tiba sebuah motor masuk menuju samping kelas dan berhenti. Ku lihat seorang laki-laki muda dengan memakai helm turun dari motor yang di kemudikan nya. Kemudian membuka helmnya.

‘Baru datang kim? Sudah ku bilang tunggu saja di tempat kerja mu. Biar aku jemput’ kata pemuda itu.

‘Aku tidak mau tergantung dengan mu. Lebih baik aku pergi sendiri’ jawab ku sambil masuk ke dalam kelas yang telah dibuka oleh pak de.

‘Nanti jikalau sudah selesai, bisa panggil saya di depan ya nak’ kata pak de kepada ku dan teman ku yang baru datang tadi.

‘Ok pak de. Nanti biar kita yang kunci deh. Pak de terima beres’ kata teman ku itu.

Pak de pun meninggalkan kami berdua di dalam kelas yang memiliki memori akan masa-masa sekolah dulu. Aku pun menuju meja dimana aku selalu menghabiskan waktu belajar hingga sore hari. Aku menarik kursi dari meja itu dan duduk sambil memandang papan tulis yang sekarang sudah berganti menjadi whiteboard. Maklum, dulu pada saat aku masih sekolah, yang ada Cuma papan tulis dengan menggunakan kapur tulis.

‘Eh apa kau masih ingat, dulu pada saat jam istirahat aku selalu menunggu mu di depan pintu kelas ini kan?’ kata pemuda itu kembali.

‘Maksud mu?’

‘Iya. kita selalu sama-sama kalau jam istirahat. Masa kau lupa’

‘Maksudmu aku tidak lupa mengenai kau yang selalu datang ke kelas ku untuk mencomot bekal makan siang ku kan?kalau itu aku tidak bakalan lupa, Ryu’ jawab ku sambil terkekeh geli begitu mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu.

‘Oiya, kau kan pernah menjadi juara di kelas mu. Saat itu, kau benar-benar tidak percaya jikalau nama mu di panggil. Butuh beberapa menit untuk menyadarkan mu’ sambungku yang masih terkekeh begitu mengingat masa-masa pengumuman juara kelas pada masa itu.

‘Wajar kalau aku bengong. Aku benar-benar shock! Seakan hari itu adalah mimpi. Malahan aku ingin mengatakan kepada kepala sekolah “you’ve got punk” tapi kayak nya aku tidak berani yah’ jawab nya sambil ikut tertawa.

Masa-masa SMU adalah masa yang benar-benar luar biasa menurutku. Pertama kali aku kelabakan pada saat di tugaskan untuk menulis surat cinta untuk salah satu senior pembimbingku. Dan Ryu yang melihat ku saat itu malah menertawakanku dan mengatakan kalau aku ini ‘culun’.

Surat cinta yang aku tulis benar-benar bukan surat cinta. Dan itu pun yang menulis bukan aku tapi mama (miris...). Sampai-sampai abang ku mengatakan “surat cinta itu harus menggunakan kertas dan amplop surat dengan berwarna pink biar terkesan romantis”. WHAT?? Yang benar saja. kenapa harus menggunakan warna pink? Kenapa bukan biru atau hijau? Ah sudah lah, toh face menulis surat cinta untuk pertama dan terakhir sudah ku lewati dengan predikat LULUS.

‘Yah mereka pada terlambat. Alasan nya kerjaan masih banyak. Dasar tukang ngaret!!!’ ucapan Ryu membuat ku sadar akan lamunan ku yang sedari tadi tidak disadari oleh Ryu. ‘Hey Kim, apa kau baik-baik saja?’ tiba-tiba Ryu bertanya kepada ku.

‘Aku? Aku baik-baik saja. Kenapa?’

‘Wajah mu itu tidak bisa membohongi ku tau! Menurut mu sudah berapa lama aku mengenal mu? Setahun? Atau dua tahun?’

Akupun tertawa miris dan menundukan kepala ku ke meja yang masih terbuat dari kayu ini. Dasar Ryu, selalu saja mau ikut campur. Oughh memang nya kelihatan sekali di wajah ku? batin ku.

‘Aku baik-baik saja ah tidak tidak. Aku tidak baik-baik. Ada beberapa semacam pikiran yang selalu di benak ku. Tapi jiakalau aku mengatakan nya, aku takut kalau aku melampaui batas’ terang ku sambil melihat ke arah Ryu.

‘Pemikiran mu rumit sekali Kim. Gunakanlah kata-kata yang sederhana. Karena aku tidak sepintar anak lulusan IPA seperti mu’ kata Ryu sambil duduk di atas meja yang ada di depan ku.

‘Aku ingin sebuah kejelasan. Kau kan tahu kalau aku ini terkadang mengatakan apa yang aku pikir kan secara tegas. Tapi kenapa dalam hal ini aku tidak bisa? Dan sepertinya ada saja yang menjadi penghambat dalam hal itu’

‘Tunggu-tunggu, maksud mu dengan kejelasan disini...... Huaaaa Kim Nana, kau...kau...kau....serius???’ tanya Ryu yang tidak percaya.

Kemudian wajahku memerah seperti kepiting rebus yang baru keluar dari wajan. Aku kemudian meninju lengan Ryu dan kali ini Ryu menangkap tinjuanku itu dan menahan nya sejenak.

‘Gadis yang sudah beranjak menjadi wanita, tidak pantas menggunakan tinju seperti ini. Tidak bisa kah kau bersikap seperti wanita dewasa pada umum nya? Kim, kau tidak perlu malu seperti itu. semua wanita di dunia ini pasti akan merasakan nya. Jadi bagaimana? Jantungmu berdetak kencang kan? Pikiran mu selalu tertuju kepada nya kan?’

‘Ya. Jantung ku berdetak kencang dan pikiran ku tertuju kepada dia. Tapi..’

‘Tapi kenapa?’

‘Ada satu kejanggalan yang aku rasakan. Aku merasa seperti orang yang memohon sesuatu kepada nya. Aku ingin dia lebih memperlihatkan sikapnya kepada ku. Aku tidak tahu apakah dia suka atau tidak dengan apa yang aku lakukan. Beberapa orang mengatakan aku adalah orang yang cuek akan sesuatu. Hanya saja, aku tidak tahu apakah aku terlalu tidak memperdulikan dia atau bahkan terlalu berlebihan. Aku membutuhkan orang yang mengerti akan diriku karena aku orang yang tidak bisa memperlihatkan perasaan ku’

‘...disaat aku mengatakan jikalau aku baik-baik saja, aku ingin dialah yang menghiburku tanpa harus mendengar penjelasan mengapa aku bersikap aneh. Di saat aku tertawa dalam tangisan, aku ingin dialah yang menghapus air mata ku tanpa harus menunggu air mata itu kering dan hilang. Disaat aku mulai tertatih dalam semua rutinitas ku, aku ingin dialah yang senantiasa memegang tangan ku dan melindungi ku dari semua yang membuat ku terjatuh lebih dalam’

‘...disaat semua orang menertawakan ku, aku ingin dialah satu-satunya yang memberikan ku senyuman sehingga aku masih bisa merasakan harapan itu ada. Disaat semua orang tidak peduli dengan ku, aku ingin dialah satu-satunya yang peduli terhadap ku sehingga aku tidak merasa terpuruk dengan hal lain’

‘...katakan Ryu, apa aku salah memiliki harapan yang demikian? Apa aku salah jikalau aku mengharapkan hal itu suatu saat akan terjadi kepada ku? apa aku salah Ryu?’

‘...aku bukan malaikat, bukan. Aku bukan manusia yang sempurna, bukan. Aku adalah manusia seperti dia. Aku memiliki keterbatasan emosional dalam hidup ku. Aku bukan batu yang setiap saat akan berdiri kokoh jikalau angin kencang datang. Aku juga memiliki sisi kerapuhan di dalam diriku. Aku membutuhkan lengan yang bisa melindungiku dan membuat ku nyaman’

‘...apa aku salah Ryu?’ tanya ku akhirnya kepada Ryu yang terdiam mendengar semua perkataan ku tadi.

‘Kim, kau benar-benar serius ternyata.....’ kata Ryu yang termenung melihat ku.



NB : 'i look to you' adalah lagu yang sangat mengispirasikan untuk story ini. sehingga sengaja ku pakai untuk menjadi background music nya. setelah membaca lirik dari lagu ini pun, ternyata sangat mewakili apa yang dirasakan dalam cerita ini....semoga menyukai story ini ^^v

About Me

My photo
being who I am and loving what I'm doing coz you'll never be lonely if you learn to befriend yourself..... just remember to be yourself and remember throughout everything why you first wanted to do this...