Di suatu tempat yang sedikit sunyi....
Aku mencoba mengisitirahatkan
pikiran dan tubuh ku ini yang sepertinya sudah aku porsir selama 3 hari
berturut-turut. Jikalau masih ku paksakan maka aku sendiri yang akan ambruk. Laptop
sengaja aku setting dengan sleep mode on. Karena aku khawatir nanti ada email
dari orang yang sangat penting.
Aku membuat secangkir teh hangat
dan mengambil beberapa kue kering yang masih di simpan oleh ibu ku di ruang
makan. Aku duduk di ruang televisi dan mencoba mencari acara yang mampu
mengalihkan perhatian ku dari laptop yang senantiasa berada di meja kerja ku
itu.
Ternyata memang tidak ada acara
yang menarik. Batin ku.
Akhirnya aku memutuskan untuk
memilih acara yang menyajikan makanan negara-negara terkenal selama 24 jam
penuh. Setidaknya aku bisa mengambil beberapa resep makanan atau kue kecil
untuk praktek masak ku yang sudah aku geluti beberapa bulan ini.
Dan tiba-tiba listrik di rumah
pun mati dan hujan pun turun dengan hebatnya. Aku mencoba memastikan jikalau
listrik di rumah sudah di matikan karena takut jikalau petir atau kilat yang
menyambar antena televisi. Aku pun berpindah ke tempat yang
lebih terang yaitu teras rumah yang sangat luas untuk diriku sendiri. Aku duduk
disalah satu kursi yang terbuat dari anyaman bambu dan meletakan cangkir teh
hangat dan kue kering tadi.
Sambil menikmati kudapan sore
itu, aku melihat sekeliling rumah ku yang dibasahi hujan. Terus terang aku
sangat menyukai bau tanah yang disirami air hujan. Seakan-akan aku hidup di
pinggir hutan yang sangat rimbun.
Aku menatap langit yang sangat
gelap saat itu. Pikiran ku langsung terjutu kepada seseorang yang sangat jauh
dari tempat aku berada. Yah kau yang selalu membuat ku gusar akan beberapa
bulan ini dan selalu memberikan janji yang sepertinya aku tidak tahu kapan kau
akan menepatinya.
Aku hanya bisa tersenyum miris
ketika mengingat perkataan mu beberapa bulan yang lalu. Kembali ku hirup udara
disekeliling ku untuk menetralisirkan pikiran dan menikmati hujan di kala sore
itu.
Satu bulan kemudian....
Suara hiruk pikuk di salah satu
mall menjadi background ku saat ini. Yup! Sekarang aku berada di salah satu
mall yang cukup besar di kota ku. Aku menuju suatu tempat yang menyajikan hal
yang dari dulu sangat aku sukai yaitu film. Aku pun memesan satu tiket film
yang aku tonton sendiri. Setelah memilih dan membayar nya, aku beralih ke
bagian yang menjual beberapa makanan dan minuman. Dan terus terang aku belum
makan siang.
Film nya akan mulai 5 menit lagi,
aku bergegas menuju theater yang telah tertulis di tiket ku ini. setelah
menyerahkan tiket kepada petugas, aku pun masuk ke dalam ruangan yang sebagian
besar tampak gelap.
Ah, untung kacamata ku sudah ku
perbaiki. Sahut ku pelan.
Aku duduk di kursi yang telah ku
pilih tadi dan meletakan minuman di tempat yg telah disediakan. Aku mencoba
mengecek handphone ku yang sengaja aku aktif kan. Dan berharap kau yang disana
menghubungi ku. tapi ternyata tidak ada satu inbox atau panggilan dari mu.
Sedikit kecewa memang. Dan aku
malah memikirkan untuk mengirimkan pesan kepada seseorang. Aku mencari list
name nya di phonebook ku dan segera langsung menulis beberapa pesan kepada
teman ku itu.
“Hai Kim, apa kabar? Coba tebak,
aku sekarang lagi dimana?’
Ada sedikit kegembiraan dihati
ku, karena aku tahu bahwa teman ku ini pasti akan membalas pesan ku, yah
walaupun terkadang agak lama.
Beberapa detik kemudian aku
mendapat balasan dari teman ku itu.
“Baik :D Jangan bilang kau lagi
di kota ku atau kau lagi berada di salah satu mall dan pergi nonton
sendiri...hayooo ngaku!?”
Pesan itu berhasil membuat ku
tertawa dan cepat-cepat aku memelankan suara karena orang disebelah ku
sepertinya sangat terganggu. Kemudian aku membalas pesan yang di kirim teman ku
itu.
“Hahaha seperti dugaan mu. Aku memang
lagi menikmati salah satu film yang katanya lagi in untuk saat ini. Aku
penasaran. Yah akhirnya ku tonton saja sendiri”
Aku pun segera mengirim pesan itu
dan meletakan handphone ku kke dalam kantong jaket ku. Film yang ku
tunggu-tunggu sudah mulai, aku pun berkonsentrasi dengan film tersebut. Sekitar
15 menit pertama saja sudah baku tembak dan sepertinya pengunjung lainnya juga
sangat antusias seperti diriku.
Kemudian aku menyadari adanya
inbox yang belum aku baca. Dan aku masih berharap bahwa kaulah yang mengirimkan
pesan itu tapi ternyata bukan. Teman ku Kim lah yang mengirim pesan tersebut
sebagai balasan pesan ku tadi. Aku pun membaca nya.
“Well, percuma aku melarang mu. Tapi
setelah kau selesai menonton film itu, segeralah pulang ke rumah. Aku tidak mau
nanti kau akan mengirimkan pesan dan menanyakan keberadaan mu. Hey aku tidak
mau memikirkan hal yang aneh dimana kau berada. Have fun”.
Ah cuma Kim lah yang selalu
mengkhawatirkan aku. Tapi it’s ok, setidaknya ada seseorang yang menyayangi ku.
Batinku dengan segaris senyuman.
Satu minggu kemudian....
Saat ini aku sedang sibuk dengan
tulisan ku yang akan aku publikasikan. Memang butuh beberapa waktu untuk
menyelesaikan nya dan cover buku nya pun aku sendiri yang membuatnya. Aku sangat
bersemangat mengenal pembuatan cover tersebut karena aku mempelajarinya secara
otodidak.
Sebenarnya aku bukan si penggila
kerja hanya saja aku mengalihkan perhatian ku saja. Selama ini aku selalu
menuggu seseorang yang selalu dan selalu memberikan janji. Bosan? Pasti nya aku
bosan mendengarkan hal itu tapi yah nama nya wanita pasti akan luluh jikalau
mendengar hal-hal yang ‘indah-indah’ itu.
Aku berhasil mengalihkan
perhatianku walaupun sebenarnya aku ingin mengobrol lama dengan mu. Aku ingin
sekali menceritakan hal-hal yang aku lakukan walaupun itu adalah hal yang
sepele. Harapan demi harapan selalu akan tanam kan ke dalam pikiran ku.
Berusaha berfikir positif akan sikap mu yang terkadang tidak menganggap ku ada.
Kemudian aku memandang jaringan
sosial yang biasa aku gunakan untuk menyapa mu. Dan ternyata ID mu masih saja
offline. Ada perasaan khawatir yang sulit aku lukiskan. Kepanikan ku sudah
melampaui batas normal. Karena ini sudah lebih sebulan ID mu tidak aktif
seperti biasanya.
Aku menggapai handphone yang
selalu aku letakan di atas meja rias dan mencoba mendial-kan nomor yang selalu
aku rindukan.
Deringan pertama sudah terlewati
dan aku mencoba kembali mendial nomor yang sama dan berharap akan mendengarkan
suara mu di ujung sana. Setelah nada tone sebanyak sembilan kali, aku tidak
mendengar suara dari ujung sana. Kemudian aku mencoba kembali dan masih berharap kau akan menjawab telepon
ku ini.
Dering pertama.....
Dering kedua....
Dering ketiga....
Aku sudah putus asa dengan apa
yang aku alami saat ini. Pikiran ku menjadi kosong dan mulai memikirkan hal-hal
yang aneh. Perasaan ku mulai meluap keluar dan detak jantung ku pun menjadi
tidak normal seperti biasa nya. dan kemudian tiba-tiba....
‘Halo...’
Akhirnya suara yang ingin aku
dengarkan selama ini biasa aku dengar kan kembali. ‘Halo..’ Balas ku.
‘Ya, ada apa?’
Kenapa suaranya datar seperti
itu? Tanya ku dalam hati. ‘Aaa...tidak, apa kabar?’ Kata ku sambil
menyembunyikan kerinduan ku sendiri. Karena aku khawatir akan terlihat agresif.
‘Kabar ku baik-baik saja. Oia,
aku sedang sibuk. Nanti akan aku telepon lagi’
‘Kau sibuk? Ok baiklah kalau
begitu. Maaf jikalau aku mengganggu’
‘Ok. Bye’ Kata suara di ujung
sana dan diikuti suara ‘klik’ secara bersamaan.
Aku menatap handphone ku sendiri
dengan perasaan yang sama sekali tidak bisa ku mengerti. Apa aku ada berbuat
salah? Kenapa hanya aku saja yang mengatakan kata maaf? Kenapa bukan kau yang
selalu sibuk dengan pekerjaan, teman mu atau apalah yang tidak aku ketahui?
Baik, aku akan menunggu keputusan
yang kau buat. Aku akan lihat seberapa berani kau untuk mengambil keputusan
karena aku sudah menyiapkan diri dengan segala sesuatu kemungkinan yang
terjadi.
5 jam kemudian....
Ternyata dugaan ku benar. Batin ku
5 jam kemudian....
Ternyata dugaan ku benar. Batin ku
NB : Hopely tidak menyinggung siapa pun yang membacanya. Ini merupakan suatu pemikiran yang dituangkan kedalam tulisan. Aku berusaha menceritakan suatu kejadian yang aku anggap sangat tidak adil dan terlihat sangat pengecut. Semoga tidak ada yang menjadi duplikat dari cerita ini (well, hopely i'm not in the list too)
2 komentar:
Just one comment => Hahahahaha.... ^o^
No heart feeling yah ^^ aku hanya merealisasikan pendapatan ku aja....
Btw, lucu banget yah?
Post a Comment