‘ Pak, ada yang mencari anda. Sekarang ‘ . Kata salah satu
karyawan ku yang berhasil membuat ku terjaga dari lamunan. Aku melihat dia
dengan sedikit penasaran. Dan mendapatkan sesuatu kode dari raut wajah nya yang
sedikit cemas.
Aku pun menuruti apa yang dia katakan. Dan beranjak keluar
dari ruangan ku yang tanpa ku sadari sudah hampir 4 jam aku melamun. Aku
menyelusuri koridor kantor yang sangat minimalis berwarna hitam dan putih itu.
Kemudian aku sampai di sebuah ruang terbuka dengan susunan
meja dan kursi untuk pelanggan restoran ku. Aku melihat dua orang wanita tengah
duduk di sudut ruangan sambil meneguk secangkir kopi buatan restoran ku. Aku
pun melangkah mendekati mereka dengan langkah setengah hati.
Kenapa mereka siang-siang kesini ya? Tanya ku dalam hati.
Aku melihat ke arah salah satu wanita yang lebih muda dan
wanita itu melihat ku dengan memberikan kode agar cepat dan segera duduk. Aku
pun kembali menuruti nya dengan mempercepat langkahku.
‘ Wah di kunjungi oleh nyonya besar siang-siang begini. Nyonya
sehat?’ Kata ku dengan ceria.
‘ Ya. Aku sangat sehat. Kata dokter aku akan hidup lebih
dari 30 tahun lamanya! Dan aku akan menjadi ibumu selama itu juga! Kau paham?!’
‘ Jangan marah begitu bu. Nanti darah tinggi nya kambuh
lagi’ Kata perempuan yang ada disebelah ku.
‘ Darah tinggi ku akan kambuh jika kalian berdua tidak
menuruti perkataan ku. Dan kau Ryu, aku ingin kau mengikuti pertemuan dengan
beberapa gadis yang ibu pilihkan. Dan kau harus mau. Sedangkan kau Sena, lebih
baik kau mengambil jurusan kedokteran. Setelah itu kau akan membuka praktek mu
kemudian berkenalan dengan dokter juga.
.... Aku ingin kalian hidup dengan bahagia. Dan aku akan
tenang jikalau kalian semua seperti itu. Katakan apa aku salah mengatakan hal
itu?’ Sambung wanita paruh baya yang ku panggil ibu tadi kepada seluruh
karyawan restoran yang ada disana.
‘ Bu, sudah ku katakan berkali-kali. Aku tidak mau
dijodohkan. Tidak sama sekali. Aku bisa mencari sendiri’
‘ Dan aku ingin masuk sastra jepang. Apa ibu mau jikalau aku
nanti masuk kedokteran kemudian drop out akibat nilai-nilai ku yang jelek? Aku
tidak berminat di bidang kedokteran bu’ Sambung adik perempuan ku.
‘ Kalian sama saja! Kalian sengaja melawan semua yang aku
suruh. Apa aku tidak boleh mengatur kehidupan anak-anak ku sendiri? Ini demi
kebaikan kalian nanti. Jikalau aku mening......’
‘ Bu, kami mengerti dengan apa yang ibu pikirkan. Hanya
saja, saat ini aku sedang fokus dengan pekerjaan ku. Aku tidak mau membaginya
dengan hal-hal yang lain dulu. Saat ini aku sedang merintis sesuatu yang dari
dulu sangat ku ingin kan. Aku bekerja keras untuk mewujudkan nya’
‘ Apa ini akibat hubungan mu dengan rey tidak berlangsung
lama?’
Pertanyaan ibu membuat ku terdiam. Ada sedikit kekakuan yang
aku rasakan didalam tubuh ku. Seperti ada remote control yang menekan tombol
mute atau pause. Aku melirik ke arah karyawan restoran yang masih sibuk
membereskan ruangan dan beberapa gelas. Sepertinya mereka mendengarkan apa yang
diutarakan ibu ku ini.
Dan sepertinya mereka berpura-pura tidak mendengar ketika
aku memberikan pandangan tajam ke arah mereka. Karena aku tidak suka jikalau
ada karyawan yang membicarakan ku di belakang ku. Walaupun pasti kemungkinan
itu ada.
Ah ibu ku selalu mengungkit-ungkit masalah itu. Dan kenapa
disaat aku mulai menutup semua kemungkinan. Dan kenapa disaat pembukaan perdana
restoran ku ini. Ibu ku memang bisa merusak mood ku dalam bekerja. Kembali
sekilat ingatan beberapa bulan yang lalu diputar di otak ku. Itu adalah
pertemuan terakhir kami.
‘ Aku butuh waktu bu. Waktu untuk merefresh otak ku yang
selama ini tidak ku gunakan. Aku butuh waktu untuk merefresh semua apa yang
telah aku perbuat. Aku membutuhkan diri ku sendiri. Karena aku merasa aku tidak
mengenal diri ku sendiri ‘ Aku mengecilkan suara ku agar tidak terdengar oleh
karyawan lain dan mendekatkan tubuh ku ke arah ibu ku.
.... Aku mulai menyusun sesuatu yang bisa mengalihkan
perhatian ku. Aku akui aku terjatuh sangat dalam tapi aku harus bisa bangkit
kembali. Harus! Aku tidak mau berada di titik kejemuan yang aku sendiri tidak
tahu kapan bisa lepas dari hal itu ‘
.... Nanti. Nanti jikalau waktu nya tepat maka pasti akan
ada hal yang ibu tunggu. Hanya saja bukan sekarang. Tapi nanti bu. Aku sedang
berusaha saat ini ‘
Ibuku kemudian memandang lama ke arah ku. Ada sedikit
keraguan didalam nya. Kemudian dia melirik ke arah adik perempuan ku yang ikut
terdiam dalam bisu karena omongan ku barusan.
‘ Sampai kapan? Sampai kapan kau akan seperti ini? ‘ Tanya
ibu kepada ku.
‘ Entahlah. Tidak ada salah nya berusaha dan berikhtiar di
saat aku sedang bekerja. Aku tidak bisa memberikan janji karena aku takut aku
sendiri yang melanggarnya. Nanti bu. Aku yakin’ Kemudian aku beranjak dari
tempat duduk ku dan berjalan masuk menuju koridor hitam dan putih tadi.
Aku berhenti sejenak di tengah-tengah koridor itu.
‘ Apa aku tadi sangat kelewatan? ‘ tanya ku kepada salah
satu karyawan restoran yang merupakan teman ku sendiri.
‘ Aku rasa tidak. Karena kau telah berusaha untuk
mengutarakan apa yang ada di pikiran mu. Tinggal bagaimana ibumu mencerna semua
nya itu ‘ Jawab teman ku sambil menepuk pundak ku yang sedikit berat
akhir-akhir ini.